Sejarah Politeknik Negeri Sriwijaya
Politeknik Negeri Sriwijaya
didirikan pada tahun 1982 sebagai salah satu dari enam politeknik
pertama di Indonesia yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui
kerja sama dengan Bank Dunia. Kehadiran Polsri saat itu bertujuan
untuk mempercepat penyediaan tenaga kerja terampil dan siap pakai,
khususnya di bidang industri, guna mendukung pembangunan nasional.
Pada awal berdirinya, Polsri hanya membuka dua jurusan utama, yaitu
Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin. Kedua jurusan ini
menjadi fondasi awal bagi perkembangan Polsri, yang kemudian terus
beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Seiring berjalannya waktu,
Polsri menambah jurusan baru seperti Teknik Elektro, Teknik Kimia,
serta jurusan non-teknik seperti Akuntansi dan Administrasi Bisnis.
Perluasan ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja
terampil di berbagai bidang, tidak hanya di sektor teknik tetapi
juga di sektor manajerial dan ekonomi.
Memasuki era 1990-an hingga 2000-an, Polsri semakin berkembang
pesat. Jumlah program studi bertambah dengan hadirnya bidang
teknologi informasi dan bahasa asing, yang saat itu mulai dibutuhkan
seiring kemajuan teknologi global. Polsri juga memperkuat hubungan
dengan dunia industri melalui program kerja sama, praktik kerja
lapangan, serta penyesuaian kurikulum berbasis kebutuhan industri.
Hal ini membuat lulusan Polsri semakin dikenal sebagai tenaga kerja
yang siap bersaing dan memiliki keunggulan praktis dibanding lulusan
pendidikan akademik.
Kini, setelah lebih dari empat dekade, Polsri telah menjadi salah
satu politeknik terbesar di Indonesia dengan lebih dari sepuluh
jurusan dan puluhan program studi. Ribuan alumni Polsri telah
tersebar di seluruh penjuru tanah air, bahkan di luar negeri, dan
banyak dari mereka yang menduduki posisi penting di perusahaan besar
maupun menjadi wirausaha sukses. Reputasi Polsri sebagai pusat
pendidikan vokasi unggulan semakin kuat, sejalan dengan komitmennya
dalam mencetak lulusan yang profesional, inovatif, dan berdaya saing
tinggi.